Kata-kata yang Kunamai Sajak

inilah kata-kata yang coba kutata lantas kuterbangkan menuju rumah hatimu
tempat segala kenang kualamatkan
bersama waktu pernah kita menghtung mundur
perih luka yang digoreskan masa dalam bilangan umur

maka terimalah!
terimalah, sayang. sajak-sajak yang dulu pernah hilang digerus arus
sungai deras. serupa doa-doa yang satu dua sering kita ucap lantas menuai amin di sisi-sisnya. di setiap sudutnya.
menunggui harap.

inilah kata-kata yang kunamai sajak lalu kuantarkan ke depan gerbang
terimalah! terimalah, sayang!

Batang, 24 April 2012

posted under | 0 Comments

Kelebat Kenang

kelebat kenang masih menumpuk menjemu di penjuru ruang
menawarkan lembar cerita paling merindu, untuk dibuka ditelusuri satu demi satu hingga segala pikir kembali hanyut tanpa takut

kenang itu masih utuh tanpa tersentuh
di penjuru ruang paling gamang. Antara tutup dan buka, habis atau tersisa
maka kenang itu masih diam, sesekali menggoda
sesiapa yang kebetulan melintas menyusuri batas

ah, kenang itu biar saja menumpuk
tunggu sampai lapuk

Batang, 26 April 2012

posted under | 0 Comments

Apapun Pilihanmu

kepada Alvian

tak perlulah kau bimbang
menimang-nimang mana yang seimbang
seperti neraca yang kehilangan titik ambang
setara

janganlah kau merupa pendulum
yang semakin goncang kemana
entah
meski dicium sepoi angin yang merautkan musim-musim
di dadamu

maka kupilih menunjuk saja
apapun pilihanmu

:)

Batang, 23 April 2012


posted under | 0 Comments

Musim

akhirnya musim menderaskan kesunyian
pada hujan berkepanjangan atau kemarau yang sebentar
sebentar membikin pasi wajah petani
yang sawahnya mati
suri

lalu cuaca memainkan tanda
tanda yang rupa merupa kuasa
Tuhan
menjajal
iman

akhirnya musim mencederai cuaca
juga

Batang, 23 April 2012

posted under | 0 Comments

Puisi-puisi tertinggal*

Hujan Kata-Kata

kata-katamu adalah hujan
yang turun dari larik sajak menuju sisi paling merindu
banya hal yang tak pernah bisa dibaca keadaan
kecuali penantian

bersama penantian aku menyimpan satudua rahasia
membikin kado paling indah
kertas berwarna, pita merah muda
atau permen jingga
untuk siapa saja

ah, dan katakatamu ingin menjadi gerimis saja
ujarmu
namun baitbait syair terlalu alpa
menyisipkan duapuluh sua
untuk kita

lantas
kau ingin menghujaniku dengan gerimis kata ini
kapan?

Batang, 23 April 2012


Bait



perjumpaan awan dan mentari telah diabadikan waktu yang nisbi
di sana
di atas itu
sampai aku tak tahu
bagaimana sebenarnya waktu menyederhanakan ketiadaan
menjadi bait-bait puisi yang tak pernah alpa bertandang kepadamu
dan aku
hanya bisa menunggu

Batang, 23  April 2012


Tertinggal


ada yang tertinggal
di sisa gaung derit pintu
yang keras daunnya

ada yang tersisa
di bekas basah secangkir kopi
yang kental cairannya

memang tak pernah ada yang sisa atau membikin sisa
yang tertinggal atau yang ditinggal
selain riwayat-riwayat hampa
sebab puisi
memang selalu muncul paling akhir
yang sendiri


Batang, 23 April 2012


*aduh, ini puisi yang amat sangat aneh. Sekedar buat memenuhi hasrat menulis. No edit! Mohon kritik dan saran buat puisi yang saya bikin spontan ini.

posted under | 0 Comments
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Diberdayakan oleh Blogger.

Tulisan-tulisan

Followers


Recent Comments