PUISI-PUISI KURNIA HIDAYATI DI JAWA POS, 3 JULI 2021

 

MINGGON JATINAN

 

Dengan koin tanah liat, kami saling bertukar pikat

Di bawah pohon jati, orang-orang khidmat memburu rasa dan aroma

Terhisap ke dalam episode masa lalu mereka

Perempuan berkebaya menata tempayan makanan

Menyulih plastik bungkusan dengan lembar dedaunan

Satu koin kreweng setara dengan dua ribu rupiah saja

Tinggal tentukan berapa dan mana yang kamu suka

Serabi kalibeluk, Wajik Klethek, Jenang, atau Lumpia Siram Kacang?

 

Di Minggon Jatinan, kau bisa menepi dari pantura

Dan menghampiri gugusan pohon jati yang terhimpit ingar bingar kota

Temukan kepingan sukacita

Serupa masa yang telah purna

 

Batang, 7 Mei 2021

 

 

KEMBANG LANGIT

 

Tetapi langit, masih memagut temaram

Pohon-pohon pinus menabirkan

Bahwa cerita-cerita baru akan terpahat

Pada selembar buku harian yang tergamit dalam ingat

 

Di sini, secangkir kopi sengaja kupesan, guna menahan

terjaganya sepasang mata

Menyaksikan lampu-lampu gantung meliuk dimainkan angin

Menasbihkan selekas aroma dingin

Kenangan  yang telah dihanyutkan

alur air di kelok jalan tatkala hujan

akan terbawa hingga nanti sepulang perjalanan ini

menuju kota, menuju rumah kita

sembari menganggit

sebait puisi ihwal kembang langit

 

Batang, 4 April 2021



JULAIHA, ALUN-ALUN KOTA

; Julaiha S

 

Sayangnya, beringin di jantung alun-alun usai tumbang saat kau datang. Tinggal sisa jalaran akar merupa anak kecil yang siap menjelma dewasa. Terpenjara dalam pagar. Hingga luput kuceritakan padamu purba hidupku dalam kenangan di alun-alun tatkala malam hampir tiba

Di sana aku acapkali bergelantungan meneriakkan kemenangan

Yang bebas serupa lepas dari genggaman

Sehabis asar kau tiba, dari Medan. Sahabat dunia maya yang hanya berjabat melalui kata

Di alun-alun, kita merayakan jumpa sebelum adzan magrib bersuara

Julaiha, memang hanya Tuhan yang bisa menautkan hati

Kendati kamu berada di pulau seberang nyatanya di sini kau akan menjadi sepasang

Kutandai pertemuan yang telah ditakdirkan

Di alun-alun, Julaiha, meski beringin tinggal akar

Ia akan tumbuh dan menunggumu kembali dengan sabar

 

Batang, 7 Mei 2021

 

 


 

posted under | 0 Comments

PUISI-PUISI KURNIA HIDAYATI DI KEDAULATAN RAKYAT (Edisi 28 Mei 2021)

Berikut ini adalah 2 dari 5 puisi saya yang dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat. Selamat membaca! 


LAMPU CENDAWAN

 

Maka, ia ada untuk mengarsir kehadiranmu

Di kamar ini. Diam-diam menyembunyikan sembab dan kesunyian

Saban malam

impian dalam tidur panjang tersimpan

Serupa bisikan dongeng masa kecil

di telinga.

mengakhiri sepasang mata yang terjaga

 

Selamat tidur, katanya.

sepasang cendawan bercahaya

meningkahi lampu kamar yang telah gelap sempurna

 

Batang, 28 April 2021

 

 

DI RUMAH YATIM

 

Reot dan sunyi.

Tanpa dinding dan punggung seorang bapak, rumah itu tetap berdiri.

Kidung-kidung dan timangan kebijaksanaan, lembar nafkah, dan gengam erat sosok kuat. telah alpa bertahun-tahun purna.

Di rumah yatim, duka masih menyesak dalam dada. Kusaksikan sepasang binar mata seorang belia yang acapkali tersenyum dan merasa lega

Tatkala mengenang wajah bapaknya.

Kelak ia akan dewasa, menjelma sosok kuat kendati bapak tak bisa lagi menggandeng dan memeluk hangat.

Di rumah yatim, sedih barangkali bukan lagi tamu. Ia merupa penghuni baru yang mengisi tiap-tiap ruang

semenjak bapak tak akan pernah pulang.

 

Batang, 28 April 2021

 



posted under | 0 Comments
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Diberdayakan oleh Blogger.

Tulisan-tulisan

Followers


Recent Comments