PUISI-PUISI KURNIA HIDAYATI DI HARIAN BHIRAWA (SURABAYA) EDISI 4 SEPTEMBER 2020


 

KEPADA ANAK KECIL DALAM DIRIKU

 

Untukmu yang terbelenggu

dalam raga orang dewasa

aku melihatmu; tertunduk dan menangis

kecewa dan sedih

di sudut kamarku

 

memeluk lutut

tiada garis bahagia

hanya raung di antara raut murung

tak menyadari bahwa ada luka

yang luput menemukan penyembuhannya

 

****

kepada anak kecil dalam diriku

sudahkah kau menyelesaikan

guliran gundu di tanah pekarangan waktu itu?

kau yang piawai memainkannya

bersama kawan sebaya

tertawa dan melupakan apa saja

termasuk tipu daya dunia

 

kepada anak kecil dalam diriku

lihatlah! Jernih alur sungai di depan rumah

ia menanti, kau menceburkan diri

menelusuri arus dan kelokan

Batuan serta ikan-ikan

Hingga kuyup basah

Mengingkari segala resah

 

Kau tak bisa dusta bahwa kanak-kanakmu tak sempurna

Panjat pohon, lompat tali, rumah-rumahan boneka

Namun, kau tetap paham bahwa hidup berjalinan antara suka duka

 

***

Untuk tangis yang tersembunyi dalam lahat masa kini

Ingatlah bahwa kini ia hanya ingin mengenangnya

Sebagai bagian dari perjalanan usia

 

Batang, 16 Oktober 2019

 


posted under | 0 Comments

PUISI-PUISI KURNIA HIDAYATI DI RADAR PEKALONGAN, 3 September 2020


 










Mimpi Buruk Kesunyian

 

Mimpi buruk kesunyian adalah mencari tanpa menemukan

Di batin mana ia terdiam

 

Padahal sunyi ini paling ngeri

Tertoreh sepanjang sejarah negeri

Orang-orang diam dalam rumah bersama kesunyiannya sendiri

 

Mungkin di balik pintu, ada seseorang

Meringkuk dan mengenang

Sepasang terompah 

Dan sisa petualangan

Namun kesunyian kian menyengsarakan

Dengan mimipi buruk dan rasa sakit tanpa muara

Tatkala nyawa telah tiada

akan tiba pula

Sunyi lain yang serupa

Dengan raut wajahnya

 

Batang, 21 Juni 2020

 


posted under | 0 Comments

PUISI-PUISI KURNIA HIDAYATI DI SUARA MERDEKA 23 Agustus 2020


 Aku kembali ....menuliskan puisi. Di bawah ini adalah salah satu puisi saya yang dimuat di Suara Merdeka, 23 Agustus 2020. Selamat membaca 




Kelasi-kelasi Tua

 

Kelak kita akan pergi jauh dari laut ini, meninggalkan semuanya;

Perahu

ikan-ikan

jala

palka

jangkar dingin

rantai-rantai berkarat

geladak yang kesepian, dan

kelasi-kelasi lain

 

ternyata badai tak seberapa mengguncang

dibanding hanya menyimpan

seluruh perjalanan dalam kenang

namun,

kelasi tetaplah manusia – yang punya batas masa

tak perlu ragu-ragu pada tenaganya

sementara usia akan terus menua

menuju akhir perjalanannya

 

kelak kita akan berpamitan

menanggalkan segalanya

; alat pancing, topi, pakaian, umpan, ikan-ikan

dan laut yang menenggelamkan

 

cukuplah kerut raut dan putih rambut

menandai akhir tualang

dalam sebuah kisah panjang

 

Batang, 25 Juni 2020

posted under | 0 Comments
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Diberdayakan oleh Blogger.

Tulisan-tulisan

Followers


Recent Comments