Buletin Kanal Edisi Juni 2015

Pintu Terakhir II

gelap dan lengang
memanjang
cahaya di ujung itu meruncing ke arah matanya
ia gentar
dan menerka-nerka, apa yang terjadi setelah ini?


di lorong, ia membenci langkahnya sendiri
yang acapkali terhenti dan ragu-ragu
tak berani melangkah maju dan menjangkau pintu
bukan langkah perlahan ke depan
atau seretan kecil ke belakang
ia, tetap berada di tempatnya
 “apakah yang di ujung lorong itu adalah satu pintu untukku?”
tanyanya di antara laju masa, cahaya yang meruncing ke matanya, serta segala ketakuan yang memagut badannya.

Batang, Maret 2015

Mendekati Jendela

Gerun
Kabus itu pelan-pelan tiba
dan pergi dalam diamnya
apa yang tersketsa di jendela
hanya sekilas kedipan mata

kemarin, demikian kau membatin
jalan tertundung punggung
yang kian lama kian jauh
saban detik berlalu
menyaru kenangan baru

maka,
ketika doa-doa raib
bersama ratibmu pada tuhan
ada yang menahanmu untuk turun dari tilam
dan berjalan
mendekati jendela
sebab di sana hanya akan ada luka kemarin
yang sayatnya tak lagi pernah kau ingin


Batang, 2015 

posted under |

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Diberdayakan oleh Blogger.

Tulisan-tulisan

Followers


Recent Comments