Fajar Sumatera, 26 Juni 2015
PEMBIDIK TUPAI
angin
senapan
sepasang gaman
sebelum sampai perkebunan
dari hala utara pohon-pohon cokelat merapat
bagai barisan gelita yang menceritakan enigma
hantu penunggu kebun
yang diam-diam menepuk kuduk
jerit perempuan tanpa badan
menelisik telinga tatkala mendekati rawa
semampai pohon kelapa
batangnya tinggi melampaui kepala
tupai-tupai sembunyi
jeri menanti kersik kaki
manusia yang menjamah rumah kami
membawa pesan tentang mati.
“wahai pengerat yang lihai melompat
terkalah! ke mana peluru akan mengarah.” teriaknya.
seketika peluru mengoyak tabir waktu
seekor tupai terjatuh
dari perkiraannya yang jauh
Batang, 26 Februari 2015
0 komentar:
Posting Komentar