Media Indonesia (18 Mei 2014)
Tapa Kalong*
i.
beginilah rupa pendadaran kedua sebelum mendedah rimba gambiran. usai
terlampaui potongan peristiwa kegagalan Tapa Kidang.
yang sungsang dalam tidur panjang adalah Jaka
Bahu.
kepala diutusnya jadi kaki yang menggantung di
ranting pohon tinggi
menyaru seekor kalong dalam tidur
yang ditukar-tukar waktu.
maka empat puluh hari
ia lewatkan siang dalam pejam.
sementara matanya terjaga dalam malam-malam
bindam.
“beginilah cara melupakan kegagalan selepas
Tapa Kidang
menabung kesaktian
merangkum jurus.
Akan kurebut tahta Raja Siluman atas rimba
Gambiran.” ucapnya dalam diam.
ii.
Jaka Bahu berangkat
dengan busung dada sarat kesumat
membawa azimat dalam pertapaan keramat
kepalanya panas membara
seperti api
“akan kuhajar Raja Siluman
kubunuh ia.
Sebagaimana ia membunuh waktu para pedagang
dan petualang.
membikin wingit rimba Gambiran.
tak akan ada lagi perjalanan panjang yang
tersesat dalam arus putaran hutan!” sinis Jaka Bahu
“terimalah hunus pedang
sebagai cindera mata sebelum pulang.
dan ingatan tentang perkelahian
akan hangus dalam bara kemarahan!
sungguh kebencian ini teramat hitam!”
geramnya.
2013
keterangan : *Tapa Kalong, cerita yang diambil
dari babad Pekalongan. Konon tempat
dimana Joko Bahu
melakukan tapa kalong itu kini
disebut PEKALONGAN.
Kurnia
Hidayati lahir di
Batang, Jawa Tengah, 1 Juni 1992. Saat ini tercatat sebagai mahasiswi jurusan
Tarbiyah di STAIN Pekalongan dan bergiat di LPM Al-mizan.
Tulisannya pernah dimuat
di Jawa Pos, Kedaulatan Rakyat, Indopos, Riau Pos, Suara Karya, Banjarmasin
Pos, Pos Bali, Bandung Ekspress, Majalah Sastra Kalimas, Minggu Pagi, Haluan
Padang, Suara NTB, Metro Riau, dan
lain-lain. Serta tergabung di
beberapa antologi, di antaranya:
Setia Tanpa Jeda, Mimpi Seribu Kemenangan, Napas Dalam Kata, Romansa Telaga Senja, dsb.
Recent Comments