Riau Pos, 13 September 2015
Sep
14
MALAM TERJATUH DI KALI PAINGAN
“karena di sini kita tak lagi kuasa menyelimuti jiwa.” bisikmu sembari
meringkuk di jantung gazebo, di antara malam yang terjatuh di atap rumah bambu.
angin merangkak, menelusuri waktu yang bungkam. mantel kebekuan, erat memagut
badan.
“kubiarkan luka pergi menceburkan diri pada aliran kali ini. melarung
ingatan kita tentang ritus rindu tiap hari.” kau menyalakan matamu sebelum
kegelapan kian berpijar, nyaris membunuh lampu-lampu.
di kali paingan, sebelum subuh.
lampu-lampu mungkin tak akan terbunuh. biarlah mereka menjadi mata-mata yang
menyaksikan malam
memekat dan terjatuh
di sepanjang aliran.
September, 192014
Recent Comments