Puisi-puisi Kurnia Hidayati di Web Mayoko Aiko
1]
Solitude Pertengkaran
udara
yang sengaja kau biarkan mengamuk di beranda kini telah membanting
kursi, mengoyak taplak meja, meretakkan gelas kosong – yang dari
semalaman lupa kau bawa ke dapur usai tamu pergi. Sedangkan kau
terdiam, jemarimu menggenggam sebuah ponsel yang entah, (sejak sejam
lalu) membuat batinmu bergemuruh.
amarah yang susah payah
kauperam, kini menetas menjadi anak-anak api yang membakar, berkobar.
bersiap menjilat tubuhmu sendiri hingga hangus menjadi abu. tetapi,
susah payah kau tahan mulutmu, untuk tak membentak, berteriak atau
menendang pintu. dan kau biarkan udara dan detik arlojimu menyusun
pertengkaran sebagaimana kau utus mereka dalam kesenyapan. mereka pun
mengamuk di ruang tamu, cekcok di atas ranjangmu, dan berkelahi di
samping pagar rumahmu.
sungguh, tak ada sedikit pun suara. kecuali gemuruh kecil di kedalaman dada.
2013
[2]
Sebuah Lagu Pada Mp3
sebelum getas mp3 meliarkan sebuah lagu hingga usai, aku ingin menggambar kerinduan di tepian meja
yang mengikat taplak motif bunga-bunga
juga segaris penantian
di bibir cangkir yang sedari tadi menetap
digigit-gigit beku dan kebisuan
lagu ini nyaris berakhir
tetapi sketsa rindu paling mendamba
belum juga selesai untuk kukoreksi
untuk menghasilkan berlembar-lembar penantian
yang ketika melihatnya, kau, akan merasa menjadi seorang wanita
berpupur cahaya. yang menyimpan permata di kedua matanya.
di atas meja bertaplak motif bunga-bunga ini — seumpama taman yang tak
menyimpan bangku untuk aku-kau duduki
aku menata rindu
kemudian
lagu benar-benar habis, bahkan aku lupa dan melewatkan mana intro dan
mana refrain. sebab aku benar-benar terpaku pada gambar-gambar rindu
yang ternyata
kugambar dengan tinta air mata
yang selalu gagal membentuk sketsa wajahmu
2013
0 komentar:
Posting Komentar