Mencatat Perjalanan
Mencatat Perjalanan
Telah kita catat setiap perpindahan
yang diriwayatkan angka-angka pada lembar-lembar almanak. Mengingkari
ketergesaan menyelesaikan jalan cerita dari detik menuju detak paling mendebar.
Pada jam dinding itu.
Sudah beberapa persinggahan kita
ingat, dari jejak-jejak mencuat, menekan tanah-tanah basah selepas hujan.
Sambil menyenandungkan jerit-jerit tertahan tanpa nada, kita sibuk membilang
jumlah sepakat. Antara takdir dengan tafsir
di benak kita.
Tak perlu kita berebut bekal, sebab
kita selalu kenyang mengucap doa-doa sakral.
Maka sebaiknya perjalanan ini tak
kita hentikan begitu saja.
Kita akan terus melaju sampai babak
final.
Meski kadang takdir juga waktu,
memaksa kita mundur dahulu.
Batang, 1 Juni 2012
Inilah puisi yang coba saya tuliskan di hari ulang tahun saya ke-20 ini. Hmm, udah tua, ya.
Namun kembali lagi, hidup adalah sebuah perjalanan. Ingin atau tidak ingin kita catat. Semuanya telah menjadi cerita yang akan dibaca bersama-sama. Di akhirat nanti.
Menjadi saksi. :)
0 komentar:
Posting Komentar