Mengubang dalam Ingat
Sebelum aku menutup tirai rindu, izinkanlah aku untuk sejenak mengenang tawamu yang renyah, serupa kerupuk yang selalu kita beli di kantin. Lalu, melahapnya ramai-ramai. Rasanya manis, lezat. Mungkin hanya seci saja yang mampu mendarat di lidah kita, mungkin hanya sekeping saja. Itupun tak sanggup menandingi cacing yang menggeliat di dalam lambung. Karena sekeping, secuil.
Ketahuilah, sobat. Bukan rasa lapar yang ingin aku ganjal dengan persahabatan. Bukan rasa sesak yang coba aku kenang untuk menghilangkan bayang. Tapi, aku sungguh ingat rasa gurih yang liat. Serta persahabatan yang pekat.
0 komentar:
Posting Komentar