Puisi yang Sempat Remuk di Sudut Ruang
sampai juga puisi ini ke dalam dadamu. ibarat melati yang gugur dari tangkainya, puisi ini sungguh telah hilang wangi. menebar, menusuk aroma yang pernah hinggap, berkelindan, bersama debu-debu tipis tanpa gerimis.
lalu pada sudut kegamangan. seseorang pernah berujar pada sisa dingin dinding yang sempat namun telah alpa diciumi angin. Sebanyak embun gemar meningkahi daun-daun di pagi hari.
lantas biarkan saja. kugulung lagi berlembar-lembar kenang, agar aku dapat berpuisi. karena malam masih menggayut. Izinkan aku punguti lagi.
Serpih puisi yang sempat kuremukkan
di sudut ruang.
8 Maret 2012
Puisi ini lanjutan dari puisi di akun FBku.
0 komentar:
Posting Komentar